Tampilkan postingan dengan label Jawa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jawa. Tampilkan semua postingan

Minggu, 22 Mei 2016

Jalan-jalan menyusuri kota Malang
           Alun-alun kota Malang adalah satu dari dua alun-alun yang dimiliki Malang. Alun-alun ini juga disebut dengan Alun-alun Jami' karena letaknya tepat di depan Masjid Jami' yang merupakan masjid kebanggaan warga Malang. Sedangkan alun-alun yang satunya lagi bernama Alun-Alun Bundar karena memang bentuknya lingkaran dan alun-alun ini terletak tepat di depan Balai Kota.

            Alun-alun kota Malang merupakan ikon kota Malang yang juga sebagai tempat rekreasi yang tidak pernah sepi. Ada saja rombongan atau perorangan yang datang ke alun-alun ini. Mungkin karena letaknya yang strategis juga, tepat di jantung kota Malang dan dikelilingi oleh beberapa pusat perbelanjaan terkemuka seperti Ramayana, Sarinah, Mitra, Gajah Mada Plaza serta Malang Plaza. Selain itu, alun-alun ini juga berlokasi dekat dengan instansi pemerintahan serta beberapa fasilitas umum seperti hotel, kantor pos, bank, masjid, dan gereja.

             Banyak yang bisa Ngalamers nikmati di alun-alun ini, salah satunya adalah air mancur dari kolam yang terletak tepat di tengah-tengah alun-alun. Saat weekend menjelang, alun-alun ini akan semakin bertambah ramai dengan remaja yang sedang berpacaran. Banyak orang berjualan juga disekitarnya, jadi Ngalamers sekalian tidak perlu khawatrir bakal kelaparan. Tapi yang perlu diperhatikan adalah kebersihan alun-alun, karena ternyata masih banyak pengunjung yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Padahal hampir di setiap sudut alun-alun telah tersedia tempat sampah.

Senin, 14 Maret 2016

           Selamat Datang Para True Men's Adventure Kali ini saya akan Berbagi pengalaman saya, dimana saya pada hari Minggu 13/03/2016. Saya berwisata ke kota batu tepatnya Gunung Banyak, dimana disana saya berpetualang bersama rekan rekan yang lain. kami bersama mencoba suatu tantangan yaitu bermain Paralayang dan inilah kehebohan kami bermain paralayang.....

Indahnya Kota Batu (Gunung Banyak)




          Dan tak kalah jumlahnya pengunjung yang mencoba menikmati indahnya Kota Batu dengan terbang diatasnya yaitu dengan paralayang ini, untuk mencoba terbang anda akan dikenakan tarif bervariasi, mulai dari yang paling murah sekitar Rp.350.000 sudah termasuk instruktur berlisensi, uang ojek untuk kembali keatas serta termasuk juga biaya untuk asuransi, namun itu semua tergantung dari kemampuan kalian menawarnya.

Persiapan Menuruni Gunung dengan Paralayang






          Jika tujuan anda berkunjung ke gunung banyak ini hanya sekedar menikmati pemandangan yang sangat disana, pastikan anda memilih waktu yang tepat terutama soal cuaca, akan sangat disayangkan jika kesana anda tidak mencoba terbang, dan juga tidak melihat bagaimana paralayang mulai mengudara. Pilihlah hari sabtu atau minggu karena saat itulah sedang ramai-ramainya pengunjung dan kebanyakan komunitas paralayang yang ada berlatih dan menerima job untuk jadi instruktur, bisa juga hari lainnya asal cerah.





Posisi Setelah Lepas Landasan


           Untuk mencapai wisata ini sendiri ada banyak alternatif namun kesemuanya bermuara pada 2 arah yaitu dari Batu untuk yang berasal dari wilayah Surabaya, Pasuruan, Sidoarjo dan sekitarnya atau dari Pujon dan Ngantang untuk yang berasal dari wilayah Kediri, Jombang, dan sekitarnya.

Sekian Dari Saya..Terus Ikuti Perjalanan Saya Di True Men's Adventure

Senin, 22 Februari 2016

Universitas Jember (disingkat UNEJ) adalah sebuah perguruan tinggi negeri yang terletak di kota Jember, sebuah kota berhawa tropis di bagian tenggara Provinsi Jawa Timur. Kampus UNEJ berada di kawasan hijau yang ramah lingkungan sehingga memberikan ketenangan dalam melaksanakan kegiatan akademik. Kota Jember sendiri berada di antara Kawah Ijen dan Gunung Bromo serta dikelilingi perkebunan yang sebagian besar ditanami tembakau, kopi, coklat dan tebu.

Terdapat dua mayoritas penduduk yang tinggal di Jember, yaitu komunitas Jawa dan Madura yang masing-masing mempunyai keunikan budaya. Dua karakteristik etnik dan budaya yang dipadu dengan kawasan perkebunan tersebut membentuk kombinasi yang indah dari sisi pemandangan alam dan warisan budaya. Di tempat inilah UNEJ terus maju dan berkembang.



Niagara kecilnya Lumajang

          Gua tetes dan coban sewu merupakan serangkaian tempat wisata yang terletak di kecamatan pronojiwo kabupaten lumajang. Akses menuju ke gua tetes cukup mudah, jika anda lewat malang setelah perbatasan malang dan lumajang ± 500 meter dikanan jalan ada tulisan gua tetes, disitulah anda bisa menikmati keindahan gua tetes. Tiket masuk menuju wisata ini cukup terjangkau yaitu 6000 ribu rupiah. Setelah masuk pengunjung wajib menyusuri anak tangga yang begitu curam, sekitar 1 jam , pengunjung wajib berhati-hati untuk menuruni anak tangga ini. Karna tidak adanya pegangan yang ada di kanan kiri anak tangga tersebut. 

          Setelah satu jam pengunjung menuruni anak tangga, maka anda disuguhkan keindahan dan keasrian air terjun gua tetes nan eksotis. Berbeda dengan umunya air terjun yang ada di malang. Air terjun gua tetes berkarakter berundak, jadi air yang turun tidak terjun bebas langsung menuruni tanah. Melainkan turun melalui beberapa batu yang menyerupai tangga, yang ukuran batunya sekitar 0,5 meter sehingga dapat dinaiki, namun tetap berhati-hati. Karna sekitar 12 meter kebawah sudah menuju jurang dan tidak ada pengaman yang permanen seperti pegangan besi atau cor. 

Jalan Menuju Coban Sewu

           Jika pengunjung sudah puas menikmati keindahan gua tetes, anda dapat melanjutkan perjalanan ke arah coban sewu. Anda tidak perlu berbalik arah namun anda cukup mengikuti aliran turunnya air menuju air terjun. (sebaiknya anda menanyakan jalan ke warga sekitar atau pengunjung lain) untuk menuju coban sewu anda harus menuruni air terjun tersebut. Jalan turunnya sudah ada tali pengaman. Karna jalannya memang cukup curam seperti menuruni tebing berair. Memang hal tersebut sangat berbahaya, namun bagi pengunjung yang sudah terbiasa melakukan oilahraga ekstrim hal ini justru sangat mengasyikkan. Mengingat track yang dilalui sangat berat, saya tidak merekomendasikan untuk orang yang terlalu tua dan anak kecil untuk melanjutkan perjalanan menuju coban sewu.

           

           Setelah menuruni air terjun yang sangat menantang anda harus menyusuri sungai alami yang sangat jernih. Dikanan kiri sungai ini anda dapat melihat indahnya tebing yang dialiri air, dan sekali lagi anda akan dipaksa untuk memacu adrenalin dengan menyebrangi sungai yang deras namun cukup dangkal. Setelah melewati beberapa tantangan. Maka anda akan disuguhkan air terjun coban yang cantik. Derasnya air dan panasnya sinar mentari seperti menjadi paduan tepat untuk menghibur para pengunjung yang kelelahan. 

Air Terjun Kecil Setelah Menuruni Gua Tetes

          Jika anda yang tidak memungkinkan untuk melihat air terjun langsung dari bawah. Masih ada opsi lain untuk menikmati keindahan coban sewu. Yaitu dengan melihat langsung dari atas. Tidak kalah jika anda melihat dari bawah. Untuk melihat dari atas anda harus berjalan menuju pintu masuk coban sewu. Jarak nya sekitar 200 meter dari pintu masuk gua tetes, atau jika anda ragu anda bisa bertanya ke penjaga loket gua tetes. Akses menuju panorama view (tempat melihat air terjun) cukup dekat dan rapi. Berbagai fasilitas seperti tempat duduk, tempat sampah dan pagar pengaman bagi pengunjungpun sudah ada. Jadi bagi anda yang membawa anak kecil atau orang yang sudah tua saya rekomendasikan untuk melihat coban sewu dari atas. Tiket masuk ke tempat ini pun sama seperti di gua tetes yaitu hanya 6000 rupiah. Sekian panduan perjalanan saya dari dua amajing waterfol di kabupaten lumajang.



          Air Terjun Coban Glotak terletak di dekat Desa Bedalisodo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang dan berjarak sekitar 13 km ke arah barat dari Kota Malang. Untuk mencapai air terjun ini Anda harus menuju Desa Bedalisodo terlebih dahulu, karena desa tersebut berada paling dekat dengan lokasi coban. Tidak ada petunjuk jalan tentang keberadaan lokasi air terjun tersebut sehingga sangat menyulitkan bagi pengunjung yang pertama kali menuju wisata coban ini. Satu-satunya petunjuk jalan hanya ada di pertigaan Pabrik Gula Kebon Agung yaitu hanya berupa petunjuk arah panah tertera Coban Glothak 12 kilometer dan setelah itu tidak ada petunjuk apapun untuk sampai ke lokasi.

          Perjalanan dari Bedalisodo ini sejauh sekitar 2 km atau kurang lebih 2 jam hingga tiba di lokasi coban tersebut berada. Untuk menuju ke sana lumayan sulit karena harus menyusuri sungai. Kondisi jalannya masih berupa makadam dan sebagian tanah liat. Dari Desa Bedalisodo perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak mengikuti aliran Sungai Dem yang mengalir dari Coban Glotak. Anda akan melewati hutan yang masih alami, banyak pohon-pohon besar yang akan kita lewati, bahkan masih banyak terdengar suara satwa liar. Untuk mencapai coban berbagai macam rintangan dalam perjalanan seperti menyusuri jalan setapak, semak belukar, sungai yang deras serta jalan yang berkelok-kelok dan naik turun. Hati-hati juga dengan lintah bila melewati sungai.

           Tempat wisata Coban Glotak saat ini dikelola oleh Perhutani. Wanawisata Coban Glotak belum dikelola secara optimal, karena sarana akomodasi di Coban Glotak ini masih sangat minim. Bahkan tidak ada pintu loket, ucapan selamat datang, maupun papan penunjuk arah lokasi air terjun berada. Karena lokasinya yang sulit dicapai sehingga masih jarang orang yang mengunjunginya. Tetapi sebenarnya tempat wisata ini masih alami dan udara yang segar. Dengan medan yang sangat sulit dicapai membuat perjalanan ke Coban Glotak ini sangat menantang. Pemandangan di sekitar Coban Glotak sangat indah, sejuk dan udaranya sangat dingin. Di sana Anda bisa berenang sepuasnya, di mana airnya yang terus mengalir dan sangat jernih. Perjalanan 2 jam yang penuh tantangan menjadi tak terasa dengan kenikmatan yang akan kita dapatkan.

          Coban ini memiliki ketinggian sekitar 100 m dan berada di lereng Gunung Kawi. Menurut masyarakat setempat Coban Glotak ini merupakan coban terakhir dari tujuh coban lainnya yang berada di atasnya. Lingkungan di coban ini masih sangat alami. Konon, nama Coban Glotak itu berasal dari bunyi bebatuan yang jatuh bersama jatuhnya air terjun. Bebatuan yang jatuh dan dibawa air itu menimbulkan bunyi klotak-klotak. Hal itulah yang kemudian nama air terjun tersebut dinamakan Coban Glotak. Dan hingga saat ini, bebunyian itu masih bisa didengar saat malam hari tiba.

Pengikut

Pengunjung

Renungan Harian

Diberdayakan oleh Blogger.
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
Ditulis Oleh : Joni Kunuku
Bersama Tuhan Saya akan menjelajah setiap kota yang ku tempati semasa Hidupku Semoga Aku Bisa Terus Barkarya...Never Give Up

Terpopuler